YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Minggu, 09 September 2018

SISTER



               Diara sudah seminggu berada di rumah, keadaan ayah membuat ia dan Yuka harus pulang ke Jakarta. Pekerjaan mereka masih bisa dipantau secara online, sesekali aku lihat Yuka sempat meeting melalui skype ataupun webcam. Namun seperti biasa aku dan Diara hanya terlibat obrolan yang biasa, tak ada yang spesifik. Tapi aku sepertinya ingin mengajak Diara mengobrol lebih pribadi, sebagai adik kakak. Keinginan ini masih dalam niatku saja, belum bisa secara langsung aku terapkan. Aku harus melihat situasi dan kondisi di rumah serta Diara sebagai inti pembicaraanku nanti. Sejak kecil sebenarnya aku sangat berharap bisa menjadi teman terbaik buat Diara. Sore ini aku melihatnya sedang duduk santai di teras rumah, sambil sesekali bercanda dengan Tiara, anak bungsuku.

“Tiara kayaknya seneng banget main sama kamu, bawa ajalah ke sana.”

Aku membuka obrolan dengan sedikit canda. Diara hanya tertawa.

“Kasihanlah kalo sampai sana aku malah sibuk kerja, masa aku titip ke daycare?”
“Jadi kamu sampai kapan di Jakarta?”
“Santai aja, semua kerjaan masih bisa dikerjain lewat laptop. Pokoknya kalo ayah udah lebih baik baru aku bisa balik ke sana, dari pada nggak tenang juga perasaan aku kan?”
“Iya sih. Ya semoga aja ada kemajuan sama ayah, menurut dokter semangat ayah untuk bertahan sangat tinggi, makanya dokter cukup optimis ayah akan sembuh.”
“Aku cek ayah sebentar ya, Kak.”

Tak lama kemudian telepon genggam Diara berbunyi, aku melirik kearah telepon genggam tapi hanya nomor telepon, tak ada nama si penelepon. Diara lalu mengambil dan menjawabnya. Entah siapa yang menelepon tapi sangat jelas terdengar bahwa itu bukan teman biasa. Mungkin teman terbaik selama di luar negeri, atau malah teman terbaik di hati Diara?

*bersambung*


#30DWC
#30DWCJilid14
#Squad4
#Day19

Tidak ada komentar: