YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Jumat, 07 September 2018

SISTER



“Sampai kapan kamu bertahan sama ego kamu?”
“Ini bukan ego, ini udah jadi keputusan aku. Aku kan udah bilang, kalo kamu mau punya anak, silakan urus sendiri! Kalo perlu titip yayasan aja biar nggak repot!”
“Gila kamu!”
“Udahlah kamu nggak usah buka obrolan yang kamu sendiri udah tau cuma jadi ribut.”
“ Kamu bener-bener nggak punya perasaan!”

Aku begitu terkejut mendengar pertengkaran mereka saat aku tak sengaja melewati kamar Diara. Diara keluar dari kamarnya dengan kesal dan penuh amarah. Aku pura-pura sibuk menelepon seseorang agar Diara tak curiga aku telah mendengarnya. Aku tak menyangka ini adalah penyebab mereka belum memiliki keturunan. Karena Yuka memang benar-benar tak menginginkannya. Kok ada ya laki-laki seperti itu? Aku lihat ia baik-baik saja terhadap anak-anakku. Ia layaknya paman yang sangat menyayangi keponakannya, tidak terlihat sebagai seseorang yang membenci anak-anak. Entahlah, mungkin memiliki anak sendiri akan berbeda rasanya.
Sebenarnya bukan sekali ini aku pernah mendengar Yuka berbicara sangat emosi kepada Diara. Dulu pernah saat aku sedang menelepon Diara, aku mendengar dari ujung telepon teriakan amarah Yuka soal kemeja yang kurang rapi hasil seterikaannya. Diara berusaha menutupnya mungkin tapi masih agak terdengar olehku. Tapi aku tak menanyakannya, itu urusan mereka. Sungguh aku terkejut mendengar pertengkaran mereka kali ini. Wanita mana yang tidak menginginkan seorang buah hati dalam pernikahannya? Tapi malah suaminya sendiri yang membuang jauh semua mimpi itu. Tidakkah ia sendiri memiliki mimpi untuk mempunyai keturunan?



*bersambung*


#30DWC
#30DWCJilid4
#Squad4
#Day17

Tidak ada komentar: