“Diandra tidur?”
“Iya dia lagi tidur. Lu udah makan?
Makan bareng yuk.”
“Ayo boleh.”
“Diandra tadi sempat kasih tahu untuk
nggak bilang soal keadaan dia ke ibu dan Diara. Lu kasih tahu aja ke rumah kalo
dia pergi sama lu.”
“Iya nanti gue telepon ke rumah.”
“Sat, maaf banget gue harus bicara ini
sama lu. Lu sama Diandra baik-baik aja? Karena gue melihat dia nggak dalam
keadaan baik-baik aja. Dia sakit, gue yakin itu. Tapi dia nggak mau terus
terang, dia menolak untuk jujur. Gue sama Diandra cuma masa lalu, dulu kita
dekat bahkan sangat dekat, gue tahu dia menunggu kejujuran gue soal perasaan
saat itu, tapi gue pergi. Gue merasa gue bukan laki-laki yang terbaik buat dia,
tapi lu. Lu yang pantas dan terbaik buat dia. Kalaupun gue kembali saat ini
bukan karena gue mau ngajak dia balik, bukan karena gue mau ngacak-ngacak rumah
tangga lu sama dia. Gue malah kecewa waktu tahu dia menangisi nasib
pernikahannya. Rasa sayang gue ke dia nggak pernah hilang sampai kapan pun, tapi
bukan tanggung jawab gue membuat dia bahagia, itu tugas lu. Dia layak bahagia
dan itu cuma sama lu. Percaya sama gue, Sat. Dia masih sangat ingin lu kembali.
Cobalah lu pikirin lagi, gue tahu lu juga masih sayang sama dia.”
“Kesalahan gue udah terlalu banyak,
entah udah berapa kali dia sakit hati gara-gara kelakuan gue, rasanya gue udah
nggak mungkin bikin dia bahagia lagi.”
“Sat, kalo lu masih punya keyakinan
untuk berubah, jalanin. Yakinin dia bahwa lu mampu.”
“Semua nggak segampang itu, Lex”
“Sat, lu punya banyak waktu untuk
berubah dan merubah segalanya demi lu, Diandra dan anak-anak. Beda sama gue.
Gue nggak punya kekuatan itu makanya gue nggak akan bisa memperjuangkan
Diandra. Anak-anak kalian itu kekuatan buat lu berdua. Sakitnya dia saat ini
adalah jawaban dari Tuhan bahwa lu harus kembali, lu yang harus jaga dia, bukan
gue. “
Satya terdiam mendengar ucapan Alex,
entah kenapa dia tidak bisa memiliki sikap seperti Alex. Tak salah kalau
Diandra dulu berharap pada dirinya, cintanya begitu besar pada Diandra.
Perhatian dan kasih sayangnya seperti tak sebanding dengan Satya. Ia merasa
gagal sebagai laki-laki. Mungkin Alex benar, anak-anak lah yang menjadi
kekuatan kami.
*bersambung*
#30DWC
#30DWCJilid14
#Squad4
#Day25
Tidak ada komentar:
Posting Komentar