YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Minggu, 02 September 2018

SISTER



          Menjadi seseorang yang tersakiti harusnya tak lantas menjadikan Tuhan sebagai algojomu. Mengikhlaskan segalanya namun meminta Tuhan untuk membalaskan semua perlakuannya terhadapmu. Apakah pantas? Padahal Tuhan telah mengajarkan segala kebaikan kepada kita sebagai manusia. Tapi apalah dayaku ini? Aku tetaplah manusia penuh dendam. Pun di depan matanya aku diam dan menerima, tapi isi hati hanya aku dan Tuhan yang tahu. Kejadian ini menyadarkanku bahwa selalu ada dendam di tiap hati manusia. Sekecil apapun itu kapasitasnya.

“Satya, tolong berhenti membela diri atau apapun itu. Aku ikhlas.”
“Aku tahu kamu nggak ikhlas. Bukan satu dua hari ini aku mengenalmu. Tapi biarlah Tuhan yang akan membalasnya padaku.”
“Maksud kamu?? Kamu minta Tuhan untuk menjadi algojomu?? Kamu minta Tuhan membalaskan semua sikap bejatmu?? Sakit jiwa!”
“Bukan, bukan itu maksud aku. Aku akan menanggung semua resiko yang akan Tuhan berikan padaku. Itu saja.”
“Jangan naïf. Resiko itu pasti ada. Kamu memang harus menanggung semuanya.”
“Diandra…”

Satya menatapku tajam, wajahnya tepat berada di depan wajahku. Mungkin ini akan menjadi tatapan terakhir yang akan aku rasakan darinya. Bahkan ini terasa getir dan dingin. Sudah tak sehangat dulu. Lalu ia mengecup keningku, entah untuk apa. Matanya seperti menahan tangis. Ya, aku yakin ia berusaha sekuat tenaga menahan airmatanya agar tak jatuh untuk kedua kalinya.

“Diandra, aku rapuh…”



*bersambung*


#30DWC
#30DWCJilid14
#Squad4
#Day12

Tidak ada komentar: