
Tubuh yang tak begitu tinggi sekitar 165-an cm, tidak gemuk, kulit coklat, hidung mancung, raut penuh ramah dan agak pendiam. Di hatinya cuma ada kejujuran, baginya itu modal awal untuk menaklukkan Jakarta sejak beberapa tahun silam menjadi seorang perantau. Meninggalkan kota kelahirannya dan berpisah dengan orangtua sedari kecil adalah bagian dari jalan hidupnya. Tak ada bermanja atau merengek tentang inginnya terhadap suatu hal. Menjadi mandiri dan dewasa oleh keadaan mungkin itu lebih tepatnya. Pertautan hidup membawanya mengenal seorang wanita yang kemudian dipanggilnya sebagai istri. Cinta dan kesetiaan, begitu banyak pelajaran darinya. Bahwa pernikahan adalah suatu kerjasama sepasang suami istri yang pondasinya kepercayaan dan komunikasi. Bahwa pernikahan tak cukup hanya cinta tapi memang butuh cinta didalamnya. Bahwa menjalani pernikahan tak semudah pacaran yang penuh rencana indah dan impian tanpa cela.

Ia adalah laki-laki penuh kerja keras, loyalitas tinggi dan kesabaran. Namun juga tak lepas dari sisi egois dan penuh perhitungan, itu terkadang memberi opini orang bahwa ia pelit. Padahal ia hanya mencoba menghargai hasil yang susah payah telah ia capai. Rasanya rugi kalau harus menghamburkan sesuatu yang sudah digali dengan penuh peluh dan airmata. Maka ia sangat menjaga keluarganya, istri dan anak-anaknya. Harta yang sampai akhir hayat tak akan ia sia-siakan secuilpun. Itulah mengapa ia terlihat agak keras kepala, berpendirian kuat dan tak labil. Meski kadang argumentasinya sering tak sejalan dengan pemikiran saat ini. Ia lebih antusias berbicara sejarah, tentang jaman kecil yang penuh penjajahan. Tentang jaman muda yang penuh gejolak di masa pemerintahan yang berganti alur. Ia seorang yang cukup teliti, hobinya bermusik, bersepeda dan ngulik soal barang-barang di rumah. Keunikannya terletak di tangannya yang ajaib, hampir semua barang yang rusak bisa ia perbaiki seperti layaknya kartun Handy Manny :)
Kini ia menikmati hari penuh tawa bersama cucu-cucunya, 5 orang cucu yang akan mengiringi sisa usianya dengan kasih sayang di masa pensiunnya . Rambut putih, raga yang lebih kurus dari semasa muda, kekuatan yang masih tersisa, namun aura itu tak pernah sedikitpun memudar. Kegantengan yang ia warisi pada 2 cucu laki-lakinya. Ya, laki-laki ganteng itu Papaku. Dan jika aku bertemunya di kurun waktu ku, aku pasti akan naksir berat :) Love you Papa...


1 komentar:
Huhuhuuhuhu...keren shan !!!jd inget bokap... Selalu ada kebijaksanaan disetiap guratan wajahnya...
Posting Komentar