
Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir. Danau Toba sejak lama menjadi daerah tujuan wisata penting di Sumatera Utara selain Bukit Lawang, Berastagi dan Nias, menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. 2 jam penerbangan dari Jakarta ke Medan sukses membuatku tidur lelap, entah karena apa tapi tangan ini begitu erat menggenggam tanganmu. Di bandara Polonia telah menunggu sebuah mobil yang langsung mengantar kami ke daerah Danau Toba.
"Yakin nggak mau jalan-jalan di kota Medan dulu?" tanyamu seraya menggoda.
Aku mencubitnya sambil cemberut. Kamu malah tertawa sambil memelukku seolah puas telah menggodaku. 6 jam perjalanan yang cukup melelahkan, namun terbayar puas dengan pemandangan danau Toba yang permai dan udara sejuk menyegarkan. Di tengah Danau Toba terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir yang berada pada ketinggian sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut. Di tengah Pulau Samosir ini masih ada lagi dua danau indah yang diberi nama Danau Sidihoni dan Danau Aek Natonang. Daerah sekitar Danau Toba memiliki hutan-hutan pinus yang tertata asri. Di pinggiran Danau Toba terdapat beberapa air terjun yang sangat mempesona. Di pinggiran Danau Toba terdapat satu objek wisata bernama Tanjung Unta karena daratan yang menjorok ke danau ini memang menyerupai punggung unta.
"Yank, yank," aku memanggil Ditya dari kamar hotel.
Ditya tak menjawab, aku langsung mengunci kamar dan keluar dari hotel. Panik. Entah kemana kamu pergi. Berlibur di daerah ini sepertinya akan membuatku penuh kepanikan, beda saat kami ke Padang dan pulau Lengkuas.
"Yank, sini!" suaramu terdengar dari kejauhan.
"Kamu dari mana sih, bikin aku panik," aku marah-marah padanya.
"Kenapa, kamu takut aku pergi ya?" kamu mulai menggodaku.
"Pokoknya nanti malam kamu aku ikat biar nggak bisa pergi seenaknya," aku masih ngomel-ngomel.
"Jelek ah, masih cemburuan aja, nggak abis-abis. Kamu kan yang minta kita pergi ke danau Toba," Ditya mencubit pipiku.
"Iya, tapi..."
"Yank, aku kan cintanya cuma sama perempuan cantik berkerudung merah," katamu tersenyum.
"Hah? Siapa lagi tuh kerudung merah?" nadaku mulai tinggi lagi.
"Ya kamu, kan kamu yang ada di depanku, perempuan cantik dengan kerudung merah," sahutmu tertawa memelukku.
Aku langsung melirik warna kerudungku, iya warnanya memang merah. Aku lupa. Aku tersenyum malu, mungkin pipiku semerah kerudungku saking malunya karena cemburuku yang besar terhadap masa lalunya.
*bersambung
#15HariNgeblogFF2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar