YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Rabu, 13 Juni 2012

Pagi Kuning Keemasan


"Seperti apa pagi ini, yank?" pertanyaan yang selalu kutanyakan saat pagi menyapa dan juga ketika senja.

Dan kamu tak pernah bosannya mendeskripsikan semua pemandangan pagi dan senja itu untukku. 4 tahun ini semua pertanyaan itu adalah pertanyaan wajib bagiku.

"Apa kamu nggak pernah bosan?" tanyaku pada Ditya.
"Bosan soal apa?" kamu balik bertanya.
"Menghadapi semua pertanyaanku tentang pagi dan senja," kataku.
"Nggak pernah ada yang membosankan kalau soal kamu, pertanyaanmu soal pagi dan senja selama 4 tahun ini membuat hidupku lebih berwarna," jawabmu mengecup punggung tangan kananku.
"Aku selalu rindu melihat warna, bagiku pagi dan senja adalah dua warna yang selalu punya alurnya sendiri," ucapku tersenyum.
"Yank, minggu depan ada orang yang mau mendonorkan matanya untukmu, aku harap kamu mau mencobanya lagi," ujarmu kemudian.
"Ya, tentu saja aku mau," sahutku penuh antusias.
"Aku selalu kagum dengan semangatmu," kamu memelukku erat.

Selama 4 tahun ini belum ada satupun mata yang cocok untuk didonorkan padaku. Seminggu setelah kami pulang dari Padang, selepas bulan madu kami 4 tahun lalu, aku mengalami kecelakaan tunggal yang menyebabkan kebutaan pada kedua mataku.

Minggu yang penuh gejolak, antusias dan juga penuh harap. Hari ini aku telah menjalani semua operasi dengan sangat sukses. Hal pertama yang ingin aku lihat adalah kamu. Iya, kamu. Begitu rindunya aku melihat rupamu dengan nyata selama 4 tahun ini. Dan hari ini harapanku menjadi nyata, melihatmu penuh kepuasan dengan kedua mata baruku. Senyumanmu yang begitu hangat, tak berubah.

Dua hari setelah memiliki mata baru, Ditya mengajakku ke suatu tempat. Entah apa, kejutan katamu. Aku memejamkan mataku, ini seperti kembali ke masa kebutaanku dan aku masih menikmatinya. Udaranya masih terasa dingin, tanganmu mencoba menghangatkan dari desiran angin pagi diatas perahu ini.

"Sekarang bukalah matamu," bisikmu pelan.

Pelan-pelan aku buka kedua mataku, sekejab ada pemandangan takjub di sekelilingku. Aku masih terpana melihatnya. Ya Tuhan, terima kasih aku masih diberikan kesempatan melihat semua keindahan ini, ucapku dalam hati. Laut yang teramat indah dengan air berwarna biru. Ada pantulan warna kuning keemasan dari langit yang membuatnya menjadi sempurna. Banyak pulau-pulau kecil dan kami menuju tepian pulau tempat mercusuar berada. Pulau Lengkuas. Ditya membantuku turun dari perahu, kedua kakiku langsung menyentuh pasir putih. Pagi kuning keemasan perlahan mulai memudar, langitnya begitu biru cerah.

"Ini mengingatkanku akan pulau Cingkuak di Padang, kamu ingat?" kataku tersenyum.
"Ya, tapi dengan keindahan yang berbeda," sahutmu sambil menarik tanganku mendekati mercusuar.

Pulau Cingkuak adalah pulau yang cukup indah, sekitar 3 jam dari kota Padang. Dan pulau itu menjadi pulau terakhir yang dapat aku nikmati dengan kedua mataku sebelumnya. 4 tahun lalu.

"Kamu, pulau Cingkuak dan pulau Lengkuas punya keindahan yang berbeda di mataku, dan aku tak ingin kehilangan salah satunya," katamu kemudian sambil memelukku erat.

Aku menatapnya mesra, menatap kedua matanya yang penuh cinta dan tak berkurang sedikitpun saat kedua mataku tak dapat menatapnya utuh, dahulu.

Di kejauhan, seorang pria tersenyum dalam bayang-bayang pulau Lengkuas.

"Kedua mataku adalah bentuk cintaku yang teramat besar untukmu, Sha, semoga kamu menikmati semua keindahan itu dari kedua mataku," lalu ia menghilang bersama desiran angin pantai Lengkuas.





*bersambung


#15HariNgeblogFF2

Tidak ada komentar: