YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Selasa, 12 Juni 2012

Menanti Lampu Hijau



Sore ini aku masih duduk diatas tempat duduk batu, menikmati pemandangan di pelataran Jam Gadang yang ramai akan badut-badut kartun dan orang-orang berjualan. Sesekali kulihat beberapa orang berfoto dengan badut-badut itu. Aku hanya tersenyum saat mereka menghampiriku. Siang tadi aku dan Ditya baru saja sampai di Padang, dan Ditya langsung membawaku ke tempat Jam Gadang ini. Ia tahu betapa inginnya aku melihat Jam Gadang nan indah ini. Tak seperti aku, Ditya malah sibuk jalan-jalan ke dalam pasar di sekitar Jam Gadang, entah membeli apa. Ia sudah jauh lebih dulu mengenal Padang dibanding aku, karena orangtuanya yang memang asli orang Minang. Kulihat dari kejauhan Ditya membawa tas plastik, mungkin oleh-oleh untuk keluarga di Jakarta. Lalu sore mulai menepi berganti senja.

"Beli apa?" tanyaku tersenyum.
"Kain songket, oleh-oleh buat teman kantor," jawabnya.
"Masih betah?" Ditya balik bertanya.
"Iya, kenapa?" sahutku tersenyum.
"Nggak papa, aku kangen," katanya setengah berbisik.

Aku tertawa mendengarnya, aku mengerti pasti sedari tadi ia telah menyimpan rindunya. Dan Ditya selalu punya mantra ajaib yang membuatku sulit menolak semua kerinduannya.

"Aku sudah kangen sejak kita sampai di Padang tadi siang," ucapku menatapnya.
"Kok nggak bilang? Tahu begitu kan jalan-jalan ke Jam Gadangnya bisa besok," nadanya terdengar agak ngambek.

Aku tertawa mencubit pipinya dengan mesra.

"Sayang, aku kan hanya menanti lampu hijau darimu, kapan kita memulai bulan madu kita," kataku sambil berjalan mengalungkan pelukanku di pinggangnya.

Kamu tersenyum sumringah. Hangat, malam itu Jam Gadang menatap kami penuh cinta. Jarum jam nya seolah lupa menggerakkan kewajibannya untuk berdetak.






*bersambung


#15HariNgeblogFF2

Tidak ada komentar: