YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Selasa, 26 Juni 2012

Aku Tak Mengerti


Museum Kota Makassar terbakar dan beberapa koleksi antik tidak dapat diselamatkan, sangat disayangkan. Padahal museum ini memiliki lebih dari 600 koleksi, mulai dari benda-benda arkeolog berbagai motif batu yang ditemukan di Benteng Somba Opu, keramik Cina dan Jepang, foto-foto, koleksi dokumen tentang Makassar, koleksi uang dan masih banyak lagi. Liputan itu mengingatkan aku akan masa kuliahku di jurusan pemandu wisata. Dan di depan Museum Kota Makassar itulah aku ditinggal sendirian oleh rombongan kampusku.

"Kok bisa?" tanya Ditya penasaran.
"Waktu di kapal laut aku inisiatif minum obat anti mabuk laut biar perjalanan bisa dinikmati dengan tenang, eh bukannya menikmati perjalanan seharian malah nggak bisa bangun, giliran untuk ambil nilai aku malah kayak orang mabok nggak bisa konsentrasi, padahal aku sudah yakin dari Jakarta bisa menguasai bahan, jadi aku dihukum ditinggal sendirian di depan museum," aku bercerita panjang.
"Makanya selama kita liburan ke Bukittinggi, Danau Toba, pulau Lengkuas sampai mudik Surabaya, aku nggak akan mau lagi minum obat anti mabuk laut, kapok," ujarku menambahkan sambil tertawa.

Ditya tertawa mendengar ceritaku di masa kuliah. Aku mencubitnya.

"Hal yang sampai saat ini aku tak mengerti adalah kenapa aku bisa dihukum? Padahal aku nggak pakai narkoba, itu obat warung biasa. Tapi hal yang awalnya sulit aku terima akhirnya jadi pelajaran banyak buatku. Ditinggal di depan museum sendirian nggak membuat aku takut, aku masuk ke museum seharian, dari mulai cuma lihat-lihat sampai ketemu dan kenal sama pengurus museum. Bapak pengurus museum bercerita banyak tentang museum dan koleksi-koleksinya. Uniknya, ia bercerita sampai saat waktu makan siang dan ia mengajakku untuk makan siang bersama. Hukuman yang membawa berkah, karena setelah itu di perjalanan aku diminta untuk menjelaskan tentang Museum Kota Makassar oleh dosen kuliahku dan penjelasanku sangat memuaskan. Perut kenyang, nilai bagus, jadi di sisi mana yang aku tak mengerti?" aku menjelaskan pada Ditya sambil tersenyum.
"Kadang manusia memang harus dihukum dulu biar mengerti soal langkahnya," ucap Ditya.



*bersambung



#15HariNgeblogFF2

Tidak ada komentar: