
Nadra membuang semua isi kulkasnya dengan kesal. Dipegangnya salah satu jar cake yang tersisa di dalam kulkas ini lalu dilemparnya ke tong sampah. Jar cake selalu mengingatkannya pada Izal. Semua jar cake pemberian Izal tak lagi ada. Kekesalannya pada Izal telah memuncak sejak Izal ia sebut sebagai laki-laki paling egois sejagat raya. 2 Bulan ini Izal hanya sibuk dengan bisnis, bisnis dan bisnisnya. Segala hal yang Nadra inginkan demi hubungan mereka seolah hanya dianggap angin lalu oleh Izal. Sibuk adalah alasan paling tepat untuk Izal saat ini. Dan siang ini Nadra tak sengaja bertemu Izal di toko kue tempat Izal biasa membeli jar cake. Tapi kali ini Izal bersama seorang perempuan cantik. Jadi terjawab sudah kesibukan Izal selama ini. Nadra malas kalau harus membahasnya apalagi dengan perdebatan, ia langsung berlalu. Izal tak juga berusaha mengejarnya. Nadra pasrah dengan airmatanya yang entah untuk alasan apa ia teteskan. Perempuan tadi sama-sama memegang jar cake dengan rasa yang sama persis seperti kesukaannya, greentea. Aku pikir jar cake itu hanya buatku, Zal.
Pagi ini Nadra duduk di tangga kecil teras rumahnya. Menatap tong sampah yang penuh akan jar cake kesukaannya. Ada rasa sesal. Namun semua jar cake itu pemberian Izal. Atas cintanya, sayangnya, amarahnya, rindunya, sampai permintaan maafnya saat mereka berselisih paham. Bukan dengan bunga atau coklat. Izal memberi label tentang isi hatinya pada setiap jar cake pemberiannya, agar saat Nadra melahapnya ia dapat ikut merasakan apa yang Izal rasakan saat itu. Tak jarang Nadra senyum-senyum sendiri saat ingat cerita dibalik semua jar cake itu. "Ah, rasanya ingin aku tutup saja itu toko kue yang jual jar cake," ucapnya dalam hati.
"Hai Nadra, aku harap sore ini kamu mau bertemu denganku di taman kota."
Nadra membaca isi inbox email nya dari Izal. Ia ragu apakah Izal pantas ia maafkan atau tidak. Haruskah ia mengikuti keinginan Izal untuk bertemu sore ini?
Dan sore ini Nadra mendapat surat mungil di meja resepsionis. Dari Izal. Hanya surat kecil dan soal pertemuan sore ini.
Nadra memutuskan untuk mengikuti permainan Izal dan menuju taman kota. Sampainya disana ia hanya terpaku melihat begitu banyak jar cake berbentuk namanya. Inikah cara terkini untuk Izal meminta maaf padanya? Izal telah menunggunya.
"Selamat ulang tahun Nadra sayang, ini adalah hasil kesibukanku selama 2 bulan terakhir, seribu jar cake dan seribu anak yatim seperti keinginanmu, maafkan atas sikapku ya," ucap Izal mencium keningnya mesra.
Nadra masih termangu melihat begitu banyak jar cake di taman kota ini. Ia bahkan lupa hari ulang tahunnya. Ya, ia memang pernah mengatakan pada Izal soal keinginannya saat ulang tahun makan jar cake bersama seribu anak yatim. Sesaat kemudian seribu anak yatim muncul dan duduk memegang jar cake masing-masing. Nadra terharu. Untuk saat ini ia tahu untuk apa airmatanya ia teteskan. Ia teringat ucapan Ayah untuk selalu membagikan makanan kesukaannya pada anak yatim. Ya Tuhan, berada diantara seribu anak yatim ini aku seperti merasakan surga-Mu. Dan Izal, laki-laki super baik hati yang selama ini ia cintai yang telah mewujudkannya, mendadak tak terlihat egois secuilpun. Malah aku yang merasa jahat, mengira Izal telah mengesampingkannya padahal perempuan itu hanya sepupunya yang lama tinggal di Aussy. Izal merangkulnya mesra.
"Nadra, maukah kamu menjadi ibu dari seribu anak yatim ini dan ibu dari anak-anakku?" Izal melamarnya.
Nadra hanya mampu mengangguk cepat dan memeluknya penuh haru. Tak mungkin ia menolak laki-laki sebaik Izal. Apalagi menolak menjadi ibu dari seribu anak yatim ini. Izal menyuapinya sesendok jar cake greentea. Jar cake kali ini punya rasa yang tak akan bisa Nadra lupakan sampai kapanpun. Labelnya bertuliskan : "will you marry me?"
6 komentar:
nyamm....punyaku gak sempet ke foto...udah dimakan rame2...heheheh
jar cake ku dinikmati bareng ade yg tau2 nyemplungin tangannya ke dlm hahahaaa...
like this bangeeeeeeetttt :)
makasi Nadra n Izal :)
keren ceritanya... *maap baru sempat baca
suwun bulik :)
Posting Komentar