Tiba di tempat bandar besar si pemulung merapatkan gerobaknya, mencari tempat yang teduh agar bocah kecil tak menunggu kepanasan. Dibawanya 2 papan besi yang lumayan berat itu. Tak lama keluarlah si pemulung dngan wajah sumringah.
"Ayo nak, sekarang waktunya kita makan enak!" ujar si pemulung pada anaknya.
Anaknya berseru senang sekali, ia bahkan memohon untuk bisa nambah saat makan nanti. Sang ayah hanya tertawa. Si pemulung juga telah berencana akan membeli nasi untuk istri dan 2 anaknya yang lain.
"Heh! Bagi duit!" bentakan perampok tiba-tiba menghentikan langkah si pemulung.
Bocah kecil nampak ketakutan, si pemulung memeluknya sambil mengeluarkan uang yang baru saja di dapatnya.
"Ambillah bang, mungkin rejeki kami memang hanya sampai disini," ucap si pemulung.
2 Perampok sibuk mengacak-acak gerobaknya, salah satunya mengamati si pemulung dan anaknya.
"Heh bocah! Sini!" perampok bertopi terbalik itu memanggil anak si pemulung.
"Anak saya nggak bisa berjalan bang," ujar si pemulung. Bocah kecil terlihat semakin ketakutan.
"Ngapain sih bang, anak cacat gitu mau diculik apa? Nggak laku" kata teman si perampok.
"Anak saya memang cacat bang, tapi ia harta karun paling berharga buat saya. Silakan abang-abang ambil uang sekaligus dengan gerobaknya, tapi jangan anak saya," ucap si pemulung seraya berjalan menggendong anaknya meninggalkan gerobak dan 2 perampok itu.
Baru beberapa langkah si perampok bertopi memanggilnya. Temannya hanya diam bingung melihatnya. si pemulung kembali menghampiri.
"Kita berdua sebenernya bukan bener-bener perampok bang, saya terpaksa, anak istri saya butuh makan," ujar si perampok.
"Bang, posisi kita sama, anak dan istri saya juga butuh makan, tapi mereka harta karun saya bang. Abang tahu nggak gimana menjaga harta karun? Sedikitpun nggak akan saya nodai dan nggak akan saya jual. Saya jaga dengan memberi mereka makan yang halal," ucap si pemulung.
"Bang, uang ini kita bagi dua saja, biar anak dan istri abang juga bisa makan," si pemulung balik memberikan si perampok uang dan pergi membawa gerobaknya.
Dua perampok hanya terdiam melihat kepergian si pemulung bersama bocah kecilnya.

#7HariMendongeng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar