YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Rabu, 09 Mei 2012

Raru

Deraya berusaha menggapai sebuah piring di dekatnya, sulit. Piring itu masih terlalu jauh. Tak lama Raru mendekatkan piring itu padanya. Deraya tersenyum, lalu menciumnya. Hari ini sang kakek tua tak menghampirinya, aneh. Biasanya ia tak pernah absen menyapa walau sedang sakit sekalipun. Mungkin sakitnya begitu parahnya hingga ia tak mampu walau merangkak. Deraya mencoba mengajak Raru bermain, terkadang malah Raru yang mengajaknya bercanda. Sekedar mengisi kejenuhan ditiap waktunya.

Deraya hidup di desa yang hijau nan asri, namun sepi dan jauh dari penduduk lainnya. Jarak dari rumah satu ke rumah lain memang agak berjauhan.
"Raru, sudahlah, kalau kamu tak bisa tak apa, biar aku saja," Deraya tersenyum dan sekuat tenaga meraih boneka kecil yang terselip diantara bambu-bambu.
Tapi Raru tak ingin mengecewakanku, ia tetap berusaha mengambil boneka yang terselip itu. Yak, bisa. Mereka tersenyum berpandangan.

Malam ini sang kakek tua menghampirinya dengan suara batuk yang sangat mengganggu, tubuhnya ikut membungkuk mengikuti nada batuknya. Ia tampak berusaha menahan sakitnya yang semakin menjadi-jadi. Ia menatap Deraya di depan pintu. "Brak!" Sang kakek tua jatuh pingsan dan tak bergerak sedikitpun. Deraya sangat ketakutan. Raru pergi meninggalkannya.
"Raruuuuu...! Raruuu..! Jangan tinggalkan akuuu...!" Deraya berteriak sambil menangis. Ia takut setengah mati, malam itu selama hampir 3 jam dirinya berdiam ditemani sang kakek yang tergeletak tak bernyawa. Deraya masih saja terus menyebut nama Raru. Ia tak menyangka Raru akan pergi secepat itu.

Raru datang kembali, Deraya lega. Perasaannya semakin lega saat Raru membawa beberapa warga yang membantu melepaskan kakinya yang terpasung selama hampir 10 tahun. Sakit hati sang kakek yang ditinggal mati oleh istrinya mengorbankan Deraya terpasung sekian lama. Padahal ia tidak gila. Selama ini tak ada warga yang berani melepaskannya dari ikatan itu. Hanya Raru yang menemaninya. Hanya Raru sang anjing yang setia membawa makanan dan minuman untuknya. Hanya Raru teman dikala Deraya kesepian. Dan karena Raru, ia terlepas dari pasung itu. Raru adalah pahlawan bagi dirinya.

Kini desa itu disebut sebagai desa Pasungan, bahkan ada yang menyebutnya desa Raru. Jiwa kepahlawanan Raru membuat desa itu menjadi desa yang banyak dikenal orang. Dengan pesona hijau nan asrinya, warganya yang ramah dan kisah dibaliknya.



#7HariMendongeng

Tidak ada komentar: