Ardika berlari di lorong rumah sakit dengan tergesa-gesa, menuju ruang ICU. Dilihatnya wanita itu terbaring lemah. Wanita yang sangat ia cintai. Ardika hanya bisa melihat dari kejauhan. Beberapa suster dan keluarga menarik lengannya untuk keluar. Ia tak mampu mengelak. Terduduk pasrah di lantai rumah sakit yang dingin. 15 menit ini terasa seperti menunggu sepanjang hidup.
"Alhamdulillah, keadaannya mulai stabil," dokter memberi kepastian. Ardika menggenggamnya erat penuh cinta. Kalau saja ia bisa menggantikan posisinya, kalau saja ia bisa menukar jantungnya untuk wanita yang sangat ia sayangi.
"SAH!!! SAH!!!" Ardika teriak memanggil-manggil Farisah. Hanya satu jam Ardika dan keluarga tenang akan keadaannya. Dokter dan suster sibuk memperjuangkan hidupnya. Ardika tertunduk lemas. Airmatanya semakin mengering. Ia rindu Farisah, sangat.
Kamis, 26 Januari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar