"Sudahlah, kamu ambil saja barang itu, toh nggak ada orang yang tahu," bisiknya. Bejo merasa ragu mengambil keputusan itu. Ia masih berpikir apa yang akan terjadi jika ia benar-benar mengambilnya. "Kamu nggak usah pikirin, semarah apapun itu, kamu pasti akan dimaafkan," bisiknya lagi. Iya sih benar juga, semarah dan sekesal apapun mas Tarjo pasti akan memaafkannya.
"Kapan lagi kamu bisa memiliki barang itu, Jo," bisiknya. Bejo mulai terseret dalam godaan dan rayuan mautnya. "Ingat, seminggu yang lalu kamu telah mengambil barang tante mu itu, tak dimarahi kan? Tak ketahuan pula," bisiknya lagi.
Esoknya dan esoknya lagi, Bejo kembali mengulang sikap buruknya, dan godaan demi godaan semakin besar ia dapatkan. Ia semakin asyik mencuri barang-barang milik keluarganya. "Bagaimana tawaranku? Jadilah milikku, mau?" ucap sang iblis di telinga kirinya. Bejo hanya tersenyum. Ia tak menyangka bisa sedekat itu berkawan dengan sang iblis.
Senin, 16 Januari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar