Masih utuh, tak tersentuh. Bahkan masih tersusun rapi dalam kotak ini. Ia menutupnya kesal. Kenapa hal ini jadi berkepanjangan? Padahal ia menganggap semuanya hanya hal sepele. Tapi ternyata, kamu menganggapnya sebagai hal besar. Tidakkah kamu ingin menekan salah satu sisinya?
Pagi ini semua katupnya terbuka. Aku kaget. Aku mencarimu di tiap sudut rumah. "Kenapa semua katupnya terbuka? Kamu yang membukanya?" tanyaku gugup. "Iya, kenapa?" jawabmu ketus. Aku diam. Odol-odol itu simbol rasa rindu kita saat kita ribut. Semakin kita sering menekannya kita semakin rindu. Tapi kamu masih ketus padaku. "Aku...begitu kangennya aku sama kamu, sampai semua tak sadar aku tekan, aku rasa aku jatuh cinta lagi sama kamu," katamu pelan. Aku menarik tanganmu ke kamar mandi. Mengambil sisa odol dan mencoleknya di bibirmu. Mengecup bibirmu yang hangat. "Kalau odol jatuh cinta, sikat gigi tak mampu menolak," aku tersenyum.
Selasa, 24 Januari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar