Menunggu adalah sesuatu yang paling menyebalkan menurutku. Apalagi sore ini taman kota terlihat cukup ramai, banyak orangtua yang membawa anak-anaknya bermain menikmati suasana taman kota, belum lagi abg-abg yang asyik berkumpul sambil bernyanyi-nyanyi dengan beberapa alat musik, ada juga yang bercanda tawa dengan pasangannya. Sedangkan aku, aku diam sendiri duduk di bangku taman sambil mencoba mencari kesibukan dengan memainkan telepon genggamku. Rayi kemana sih, lama banget? Aku mencoba menghubungi telepon genggamnya namun tak ada jawaban, entah masih di jalan atau masih tidur di rumah. Ayolah Ray, jawab teleponku, kita nggak boleh melewatkan kesempatan ini, gumamku dalam hati.
Aku mengamati sekelilingku, tukang martabak mini, tukang es goyang, tukang ketoprak, tukang minuman, tukang mainan, semua sudah sibuk menjajakan dagangannya. Mungkin mereka telah siap sedia sejak pagi tadi, karena minggu pagi taman kota juga ramai dengan orang-orang yang berolah raga. Ini akan menjadi project pertama kami, tapi Rayi malah tak tepat waktu sesuai perjanjian. Sengaja kami memilih taman kota karena tempatnya yang tak terlalu sesak seperti di pasar tradisional. Percobaan pertama ini tidak boleh gagal, aku dan Rayi telah mempersiapkan sematang mungkin.
"Kinar! Bantuin dong!" seseorang berteriak memanggil namaku.
"Tunggu! Lama banget Ray, telat 15 menit nih," aku setengah berlari menghampirinya.
"Ternyata gowes dari rumah ke taman kota bawa tabung butuh perjuangan banget Nar, belum lagi ada tanjakan aku harus dorong sepedanya," Rayi lalu duduk beristirahat.
"Ya udah nih minum dulu, semangat Rayi, demi project kita," aku tertawa sambil menyodorkan minuman dingin.
"Eh ramai juga ya, kita mulai aja yuk, keburu magrib nanti," ujar Rayi.
Lalu Rayi langsung mengeluarkan balon-balon dan menyulutkannya pada mulut tabung gas menjadi balon besar berbentuk lucu. Tak lama balon-balon telah terkumpul banyak dan para peminat mulai berdatangan. Project pertama yang lumayan sukses sepertinya, menjual balon demi membantu pak Lesman si tukang balon keliling yang sedang terbaring sakit.
"Ih, tukang balonnya ganteng banget nih," ucap salah seorang ibu muda tersenyum menggoda Rayi.
Aku dan para pembeli balon tertawa mendengarnya, Rayi hanya tersipu malu.
#15HariNgeblogFF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar