Laki-laki setengah tua itu hadir kembali, tak seperti hari-hari sebelumnya ia nampak begitu necis dan sumringah, senyum tak habis tersirat dari wajahnya yang mulai menua. Seikat bunga mawar putih dan sebuah kado telah ia persiapkan dengan sangat cantik. Tak lama seorang perempuan muda memasuki kafe dan tersenyum sambil berjalan menuju tempat ia duduk. Ya, ia memang perempuan yang selalu datang menemani laki-laki itu menghabiskan waktu di kafe ini. Keduanya selalu tampak dekat, obrolannya terlihat begitu mengalir penuh tawa dan sedikit mesra. Sang lelaki menyambutnya dengan berdiri sambil memberikan bunga dan kadonya lalu mengecup keningnya. Perempuan itu tersenyum haru tak menyangka dengan perlakuan sang lelaki. Pasangan beda generasi yang sedang dimabuk cinta... Satu jam berlalu, sang lelaki tiba-tiba mengeluarkan sebuah kado istimewa yang lainnya untuk sang perempuan muda itu. Memegang punggung tangan kiri perempuannya dengan lembut sambil menyematkan sebuah cincin berlian indah. Perempuan muda itu nampak terkejut dan seketika raut wajahnya berubah amarah.
"Shaira, maukah kamu menikah denganku?" ucap sang lelaki.
"Om... Om terlalu salah menilai semua ini, saya tak bisa menjadi pasangan hidup siapapun, saya hanya perempuan bayaran,hidup saya hanya untuk menghibur demi uang, bukan cinta..."
Perempuan muda itu keluar dari kafe meninggalkan pelanggannya yang masih termangu dengan cincin berlian ditangannya.
"Tikaaa...! Ngapain ngelamun aja dari tadiii....!" teriakan Lisa membuyarkan pemandangan kafe yang begitu dramatis sore itu.
Aku tersentak karena beberapa pelanggan telah berjejer menunggu untuk memesan. Aku tersenyum tersipu malu. Setiap sore hari kafe memang selalu ramai, dan selama 3 tahun aku bekerja disini, cerita si om dan perempuan mudanya menjadi catatan berseri tersendiri untukku di Februari ini.
#15HariNgeblogFF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar