"Kami bertemu di sebuah reuni sekolah, padahal kami dulu tak saling kenal, Ray mengajak berkenalan ketika aku sedang duduk menikmati musik. Saat itu obrolan kami langsung dekat, seolah kami telah mengenal sebelumnya. Lalu Ray mengajakku berdansa," Shaira bercerita sambil tersenyum memandang Ray.
"Maukah kamu, berdansa denganku? Saat itu mungkin kata-kata itu begitu norak didengar untuk jaman sekarang," Ray menambahkan sambil tertawa menggenggam tangan Shaira.
"Dan kami dekat, bersahabat lalu berpacaran. Tak butuh waktu lama bagi kami memupuk rasa cinta ini menjadi semakin besar dan semakin besar, aku ingin ini menjadi selamanya, lalu..." Shaira meneruskan ceritanya dan berhenti sebentar menatap Ray.
"Maukah kamu menikah denganku? Menjadi ibu dari anak-anakku? Maukah kamu menjadi sahabat terbaikku sepanjang masa dengan penuh cinta?" Ray mencoba membantu Shaira meneruskannya.
"Lalu kami menikah tepat setelah hujan berakhir dan disaksikan pelangi, hanya keluarga terdekat dan sahabat, kesederhanaan yang romantis," Ray memeluk Shaira erat.
Aku tertegun memandang cerita pasangan yang sudah tak lagi remaja, bahkan nyaris termakan usia. Mereka masih sibuk bermabuk cinta, masih saling menggali cinta yang tak pernah usai, masih saling berpegangan tangan dalam ketidak sempurnaan. Tak nampak ego yang saling menjulang tinggi, hanya aura cinta yang kuat terlihat.
Train - Marry Me
#FF2in1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar