YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Sabtu, 25 Agustus 2018

SISTER



Ayah menggenggam erat tanganku, matanya penuh harap, penuh maaf, penuh cinta. Aku seperti tak pernah menemukan tatapan ayah seperti ini. Ya, aku rindu tatapan ayah yang selalu menenangkan dan menghangatkan. Ayah akan selalu jadi ayah terbaik dalam hidupku, ayah paling sempurna dalam jiwaku. Ia tersenyum, aku merintih dalam hati. Hanya dalam hati. Aku tak mampu membalas tatapan ayah penuh senyum. Aku seperti mendadak rapuh. Rapuh melihatnya terbaring namun penuh senyuman, tanpa keluhan. Ada keikhlasan tersirat dari tubuhnya yang lemah.
“Kamu nggak usah suruh Diara pulang ya, kasihan dia sibuk,” pinta Ayah pelan.
“ Tapi Diara harus tahu Ayah sakit,” sahutku cepat.
“Jangan…” Ayah menggeleng.
Aku pasrah mengangguk. Hati tercabik. Tak mungkin aku menyembunyikan ini dari Diara, ini kan ayahnya juga. Melihat keras hatinya sama persis seperti Diara. Aku mengalihkan pandangan kearah Satya, suamiku. Ia hanya memberi kode untuk mengiyakan saja semua keinginan ayah. Setidaknya di depan ayah.
“Diandra, terima kasih ya…”
“Terima kasih untuk apa, Ayah?”
“Karena kamu sudah memberikan Ayah hadiah terbaik dalam hidup, bukan S2, bukan S3.”
Aku semakin bingung dengan jawaban ayah.
“Empat cucu yang lucu dan sehat…” Ayah tersenyum.
Aku terenyuh mendengar ucapan ayah, ini seperti sudah ia lepaskan semua ego dalam hatinya padaku.
“Mungkin cuma itu yang bisa Diandra kasih untuk Ayah, Diandra nggak bisa kasih S2, pekerjaan Diandra hanya karyawan biasa.”
“Cuma??? Nak, itu luar biasa buat Ayah. Sungguh…”
Aku terdiam. Menahan airmata sekuat tenaga yang sebenarnya sudah membendung untuk keluar membanjiri pipi. 
Aku kuat… Aku kuat… Aku kuat…

*bersambung*


#30DWC
#30DWCJilid14
#Squad4
#Day4

Tidak ada komentar: