Pujian dan sanjungan pun berganti arah menjadi cerca dan makian. Tak lagi dijunjung sebagai orang hebat malah banyak yang menebak bakal tergusur. Dan seandainya benar tergusur, saya yakin akan semakin hancur. Bapak memang bukan yang terbaik, apalagi sempurna, bahkan sistem politik Bapak masih belum berdiri tegap. Tapi buat saya, Bapak pilihan yang lebih bersih (ya, seandainya aja ada 3 kandidat mungkin nggak akan seribut ini hehe..). Walaupun terpaksa mau "digelendotin" pihak-pihak berkepentingan.
Saya sudah memilih Bapak, mendukung dan mendorong sepenuh hati sebelum semua gonjang ganjing ini tersiar, haruskah sibuk memojokkan? Haruskah sibuk menghakimi sikap Bapak yang memang terlanjur kurang tegas? Iya, memang Bapak kurang tegas, nggak bisa setegas Ahok. Harusnya saat jadi orang nomor satu keluar aja lah dari genggaman parpol apapun dan jenis kepentingan apapun. Cuekin mereka yang punya niat pengen ini pengen itu. Fokus pada pembangunan negeri ini. Dengan begitu Bapak makin disegani kaum haters makin dicintai rakyat :)
Saya sudah memilih Bapak, mendukung dan mendorong sepenuh hati sebelum semua gonjang ganjing ini tersiar, haruskah sibuk memojokkan? Haruskah sibuk menghakimi sikap Bapak yang memang terlanjur kurang tegas? Iya, memang Bapak kurang tegas, nggak bisa setegas Ahok. Harusnya saat jadi orang nomor satu keluar aja lah dari genggaman parpol apapun dan jenis kepentingan apapun. Cuekin mereka yang punya niat pengen ini pengen itu. Fokus pada pembangunan negeri ini. Dengan begitu Bapak makin disegani kaum haters makin dicintai rakyat :)
Kasihan nggak sih jadi Bapak? Kok semua pihak sibuk menekan Bapak, mau repot mengecam Bapak? Malah Bapak seperti layaknya tersangka politis di mata publik. Lalu Bapak galau berat. Gara-gara sang jenderal polisi.Yang anehnya parpol sama DPR begitu bersahabat pengen sang jenderal polisi jadi Kapolri. Duh pak, Bapak punya dosa besar apa sih sama mereka? Bapak kan cuma mau memperbaiki negeri ini jadi lebih baik, lah dari pada saya nggak bisa kasih apa-apa buat negeri ini? :) Malu nggak sih, udah nggak bisa sumbang apapun buat negeri tapi malah sibuk sinis sama menghakimi. Mungkin lain kali kalo si mbok nyuruh ngajuin calon Kapolri, Bapak juga punya satu yang lebih qualified, jadi calon tunggal itu nggak bikin Bapak susah :)
Yang pasti, dengan kehadiran kasus sang jenderal, akan banyak program Bapak yang terbengkalai. Tapi kan ini justru yang paling ditunggu oleh mereka. Menunggu target kerja Bapak nggak selesai, lalu Bapak jatuh dan hancur ditengah jalan. Yang rugi? Jelas rakyat lagi.
Ibarat memilih pasangan, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, apa saya menyesal memilih suami saya? Jelas tidak. Dan saya tidak pernah menyesal memilih Bapak, buat saya, menyesal atas apa yang sudah menjadi pilihan adalah sikap pecundang.
Kritikan akan lebih membangkitkan semangat Bapak, teriaklah kalau memang itu penting. Bukan membuat lemah lalu jatuh...
Pak, semangat terus ya, meski banyak yang ingin melihat Bapak terpuruk, atuh saya mah apa da, nggak bisa telpon Bapak buat kasih semangat langsung tapi cukup kasih doa :)
#Harike-3
#30HariMenulisSuratCinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar