"Kenapa?"
Aku hanya terdiam. Terdiam dalam sejuta pertanyaan.
Ah, kalau saja aku tak begitu sayang padamu, kalau saja aku tak begitu cinta padamu.
"Aku tahu, aku tahu... Aku sayang kok sama kamu, kamu kan tahu itu?" ucapmu melihat tatapanku.
"Apa aku masih bisa bertanya soal itu?" aku balik bertanya.
"Aku tahu dari tatapanmu kamu pasti mau menanyakan itu, iya kan?" jawabmu cepat.
"Buat apa? Apakah kita masih ada? Seingatku sudah nggak sejak..."
"Sejak apa?" nadamu mulai meninggi.
Aku mengalihkan pandanganku kearah pintu teras.
Kamu menoleh cepat dan tersenyum.
"Hai sayang, sebentar ya..." katamu pada pria bule itu sambil tersenyum centil.
"Sudahlah, aku mengerti..." ucapku pelan.
Untuk kesekian kalinya, kamu berbalik arah berjalan menuju apa yang kamu sebut cinta. Bukan, bukan aku. Cuma cinta aku yang melekat, tapi kamu tak rekat.
Lalu apakah kita ada?
Mungkin bukan kita, tapi aku...
Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari Tiket.com dan nulisbuku.com #TiketBaliGratis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar