YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Kamis, 09 Agustus 2012

Bandara. #2 Pertautan

Bandara Heathrow siang ini begitu penuh sesak layaknya pasar tradisional. Bandara utama yang melayani London, Britania Raya ini memang termasuk bandara tersibuk ke-5 di dunia. Liburan panjang musim ini menambah sibuk jadwalnya bandara Heathrow. Dan kamu masih sibuk menatapku penuh senyum. Sesekali aku mengalihkan pandanganku pada hiruk pikuk orang-orang agar mata ini tak bertabrakan dengan tatapanmu. Kalaupun akhirnya mata kita beradu temu, kita hanya bisa diam beberapa detik sambil tersenyum. Obrolan kita semakin lekat hingga tak sadar bahwa hati kita beralih terpikat. Kamu selalu saja ada cerita sejak awal perkenalan kita diatas awan lewat traktiran secangkir coffee latte. Lalu kamu merobek kertas memo dari dalam buku kecilmu, menggambar sesuatu, entah apa.

"Kamu akan berada di sini, dan aku akan berada di sini," kamu menggambar sesuatu pada kertas memo.
"Jarak yang lumayan jauh," sahutku kemudian.

Kamu menggambar peta kecil berbentuk peta Inggris, memperjelas dimana aku akan tinggal selama di Inggris dan begitu juga kamu. Jauh. Ya, kita memang akan berjauhan. Aku akan berada di London dan kamu di Liverpool.

"Simpanlah peta kecil ini, mungkin suatu saat kamu butuh," katamu sambil memasukkan kertas kecil itu ke dalam saku jaketku.
"Untuk mengingat kamu?" jawabku pelan.
"Mungkin," kamu tersenyum mencubit pipiku.

Lalu telepon kami berbunyi hampir berbarengan. Wajahmu agak berubah, dan aku agak terdiam. Sepertinya ini hanya akan jadi pertautan hati diatas awan, antara Jakarta-Heathrow. Kita sama-sama tersadar bahwa hati ini hanya akan tergantung di langit selamanya.

"Jaga dirimu baik-baik," ujarmu sambil bersalaman denganku.
"Terima kasih untuk semuanya, senang berkenalan denganmu," sahutku agak tercekat.

Dan langkah kami sempat terpaku saling menatap. Sekali lagi kamu menjabat erat tanganku, tapi kali ini kamu memberanikan diri memelukku. Hangat. Seketika itu pula kamu melepaskan pelukmu. Tanganmu tampak melambai kearah yang bersebelahan dengan kerumunan para tentara yang telah bersiap mengemban tugas mulai, di bandara ini. Nyaris. Kamu dan aku menyatu diantara hati yang telah setia menunggu kami.

Mobil kami melaju pelan bersebelahan di tengah kemacetan area bandara. Sesekali kamu terlihat mencuri tatapan kearahku sambil memeluk perempuanmu, dan aku hanya bisa meratapi semua ini dalam rangkulan tunanganku. Ya, mungkin memang sudah selayaknya rasa kita tergantung indah di atas langit, karena ada hati yang telah lebih dahulu berpijak di bumi...

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Terlepas dari kesalahan beberapa penulisan "mu" "di", ini bagus. Endingnya? Hmm... . Sukak!