Aku menatap bingkai yang terpampang di dinding ruang keluarga ini, sebuah bingkai sumpah prajurit. Mungkin bingkai sumpah prajurit ini telah lebih dahulu ada sebelum aku terlahir di bumi ini. Tepat di sebelahnya, bingkai seorang pria berseragam PDL lengkap, begitu gagahnya. Pria itu adalah Ayahku. Pria yang sejak aku masih dalam kandungan Bunda bertekad menjadi pecinta serta pahlawan sejati bagi negeri ini. Buatku ia adalah Ayah yang hebat. Beliau tidak hanya menyayangi aku sebagai anaknya, namun juga seluruh rakyat di negeri ini.
Kebesaran jiwanya, pengabdian serta ketulusan hatinya, sesungguhnya ia telah banyak mengajarkan aku tanpa ia harus ada bersamaku setiap detiknya. Hanya Bunda, hanya Bunda yang setia menemani kalbu rinduku pada sosok Ayah yang sebenarnya. Yang itupun tak sepenuhnya aku dapatkan karena ia Bundaku, bukan Ayahku. Aku tetap butuh sosok Ayah dalam hidupku, untuk seseorang yang selalu melindungiku sebagai laki-laki, untuk seseorang sebagai tempatku berbagi selain Bunda, untuk seseorang saat aku sungkem bersimpuh maaf dan terima kasih di akad nikahku, untuk seseorang yang selalu aku rindu setiap aku merasakan rindu ini.
Ayah, betapa rindu ini hanya mampu aku titipkan pada sahabat-sahabatmu yang hadir dikala bebas tugas. Betapa rindu ini hanya mampu aku sematkan pada doa-doaku di setiap ibadahku. Betapa rindu ini hanya dapat aku ceritakan pada bingkai fotomu di sebelah bingkai sumpah prajuritmu.
Aku rindu....
Lalu Bunda, seperti telah terbiasa dengan semua ini. Ia merangkulku dengan tegarnya. Memelukku dengan sabar dan ikhlasnya.
Rindu ini selalu terjawab dengan kebanggaan tersendiri tentangmu, Ayah...
Hari ini, hari ini akan menjawab semua rinduku padamu Ayah. Di bandara ini aku tak kuasa menahan semua sabar dan ikhlasku tentang Ayah yang selama ini jauh dariku. Bandara ini juga penuh dengan orang-orang yang sama halnya seperti aku dan Bunda. Menjemput rindu yang selama ini kami simpan dalam hati... Menjemput rindu yang selama ini hanya mampu kami genggam sendiri...
Note : Mencoba menyambung cerita dari #Bandara #1 Firah :)
Minggu, 12 Agustus 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar