YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Rabu, 08 Agustus 2012

Bandara. #1 Kembali

Aku merapihkan dasimu yang terpasang gagah di tubuh tegapmu. Sesekali aku melirikmu yang masih saja lekat menatapku tanpa jeda, tersenyum. Jam terbangmu sebentar lagi akan tiba, ini adalah penerbangan pertamamu sebagai seorang pilot. Seragam ini membuatmu terlihat semakin ganteng dan menawan.

"Aku pasti akan sangat merindukanmu," ucapmu manja.
"Aku akan setia menyimpan rindumu, kamu juga harus setia menyimpan rinduku ini, tinggal 2 minggu lagi, bersabarlah," jawabku tersenyum.

Pernikahan kami tinggal 2 minggu lagi, tapi tugas tetaplah tugas.

"Kamu pasti akan cantik sekali saat kita menikah nanti," kamu mulai merangkulku erat.
"Kalau kamu kangen, genggamlah ini sambil menatap awan, ada aku dibalik gelungan awan-awan putih biru itu," kamu memberikan hiasan pesawat kecil padaku.
"Persiapkanlah dirimu sayang, aku pasti segera kembali," bisikmu mesra.

Aku tersenyum, tangan kami masih erat berpegangan di bandara ini.

Sepertinya ini sudah menjadi takdirku, memiliki calon suami seorang pilot. Aku begitu tegar dihadapmu tapi tidak dengan hatiku. Saat pasangan pengantin lain begitu seru mempersiapkan pernikahannya bersama calon pasangannya, aku hanya bisa 'memiliki' kamu beberapa hari saja. Kamu yang baru menyelesaikan pendidikan di luar negeri harus segera menjalani tugas selanjutnya. Dan semua persiapan perikahan ini aku persiapkan sendiri dengan bantuan kedua keluarga besar. Mungkin nanti nasibku akan sama seperti istri-istri para tentara itu, batinku melihat sekumpulan tentara dengan keluarganya.

Dua hari lagi pernikahan kami baru akan berlangsung, tapi pagi ini aku kerahkan seluruh tenagaku untuk mengenakan pakaian pengantinku. Aku kuatkan diri ini merapihkan rambutku, menyematkan jilbabku, dan mengoleskan make up secantik mungkin. Aku ingin terlihat cantik di depanmu. Hiasan pesawat kecil ini melekat erat dalam genggamanku. Aku melangkah keluar kamar, menarik nafasku setegar mungkin menuju bandara. Ya, hari ini kamu akan kembali, aku dan kamu akan bertemu lagi di bandara seperti saat kamu berpamitan.

Ya Tuhan, langkah ini begitu beratnya, aku tak sanggup. Melangkahkan kaki ini menuju peti matimu dan baju pernikahanmu di tanganku. Aku hanya berharap aku tak rapuh, Tuhan. Hanya itu. Orang-orang memandangku iba dan haru. Tak pernah kubayangkan melewati semua ini tanpa mu, dan tak pernah ada di benakku sebelumnya akan memelukmu kembali dengan penuh air mata. Kecelakaan ini menyayatku terlalu dalam. Kamu hanya terdiam penuh luka yang tak mungkin aku ganti dengan hembusan nafasku sekalipun. Nyawa ini tak akan bisa kamu ganti dengan apapun, juga hati ini. Aku akan tegar untukmu, aku akan kuat demi kamu, dan aku akan bertahan dengan rindu dan cinta ini hanya karena kamu. Mungkin mulai esok awan-awan putih biru itu akan sepenuhnya menjadi temanku, hiasan pesawat kecil ini akan selamanya menjadi sahabatku, bukan untuk mengenang kepergianmu, tapi membawa semua rasa ini menjadi kenangan tanpa akhir...

Tidak ada komentar: