YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Senin, 02 Juli 2012

Ibu


Dunia tanpa ibu, rasanya nggak mungkin saya alami dalam hidup ini. Ibu, yang sejak saya masih berbentuk titik dalam kantung rahimnya telah ia beri harapan untuk besar, tumbuh dan berkembang menjadi manusia layak. Selayak ia mengurus, menjaga dan mendidik saya. Kemandirian, kesabaran, dan keperawanan, 3 hal yang selalu ibu camkan pada saya. Seberapa besarnya kita butuh laki-laki, belajarlah untuk selalu nggak bergantung pada orang lain, apalagi laki-laki. Kemandirian yang ibu ajarkan pada saya masih dalam batas kewajaran, bahwa sebagai perempuan kita tetap butuh jiwa seorang laki-laki, harus menghargai laki-laki, dan bisa bekerjasama dengan laki-laki. Ibu memberi contoh bahwa menjadi wanita karir nggak lantas membuat perempuan jadi sombong, berkuasa apalagi nggak menghargai pasangan. Menjadi ibu rumah tangga sekaligus wanita karir butuh kesabaran luar biasa. Ibu, dibalik sikap mandiri dan sabarnya terkadang terselip airmata yang kadang tak terjamah oleh anak-anak bahkan suaminya sendiri. Ibu nggak pernah menunjukkan kalau ia lelah atau lemah. Isi kepala suami dan anak-anak yang seringkali begitu kerasnya, harus ia satukan dengan bijak dan penuh kasih sayang. Ibu nggak pernah berucap," saya lelah menjadi ibu" tapi ia selalu berpesan "banggalah menjadi seorang ibu, karena nggak setiap perempuan bisa menjadi seorang ibu".

Hidup bersama ibu selama 33 tahun, tak lantas membuat saya bisa bermanja-manja. Sejak SD kelas 1 saya nggak pernah lagi makan disuapin, kecuali lagi sakit parah. Nggak pernah gelendotan kayak bocah-bocah seumuran saya apalagi merengek minta sesuatu. Ibu sosok yang cukup tegas, malah menurut sebagian orang yang baru mengenalnya mungkin berpikir agak galak. Beranjak dewasa, ibu mengajarkan saya bagaimana hidup ber-multitasking hahahaa... Itu istilah kerennya, aslinya ya gimana cara kita menjadi perempuan yang bisa mengerjakan apapun secara hampir bersamaan dengan pola pikir cepat. Itu berguna sekali saat saya berumah tangga dan bekerja.

Semua hal yang telah ibu alami, senang, susah, sakit, kecewa, amarah, sesungguhnya betapa ingin saya memeluknya, meminta maaf ataupun bersujud dan mencium kakinya seperti saat saya sungkeman meminta ijin akan menikah. Betapa banyak dosa yang telah saya ikut sertakan di pundaknya, tanpa pernah saya bertanya,"lelahkah ibu menjadi ibu saya?". Betapa saya ingin membelai rambutnya yang kian menipis dan beruban sekedar berkata," saya sangat menyayangimu, ibu." Dan betapa saya begitu ingin berterima kasih atas semua yang telah ibu korbankan untuk hidup saya sampai sebesar ini. Karena saya, belum bisa membalasnya dengan apapun, selain mendoakan ibu selalu sehat, apalagi membahagiakannya dengan kesenangan dunia.

Ibu adalah Mama... (begitu saya biasa memanggilnya)

Love you so much Mama...




#ngeblogramerame

Tidak ada komentar: