Aku masih memeluknya di area Keukenhof ini. Betapa rindu ini tak ada habisnya untuk kucurahkan hanya pada Alexa. Kehadiranku yang tiba-tiba membuatnya terkejut, persis saat ia muncul di depan pintu kamar kost ku dulu. Penuh kejutan dan kebahagiaan. Hari ini seolah tak ingin berganti malam, tak sanggup menunggu esok yang dirasa lebih penuh makna.
"Sampai bertemu besok, jodohku," ucapmu pelan tersenyum manja.
"Selamat tidur cantikku, mimpi indah ya," ujarku sambil mencium keningnya.
Sekali lagi ia memelukku erat di depan pintu kamarnya. Ia tak mengijinkan aku masuk, katanya takut rindunya akan habis malam itu dan tak tersisa sedikitpun. Aku hanya tertawa. Alexa, kamu lucu...
"CUT...! BUNGKUUUSS...!"
Seluruh kru film bersorak-sorai, bersalaman dan berpelukan melepas semua letih dan kesibukan bekerja selama beberapa bulan terakhir, antara Jakarta - Belanda. Aku memeluknya hangat. Syuting mungkin akan berakhir, tapi aku dan kamu baru saja memulainya dari Lisse.
"Baiklah nona sutradara, setelah ini, adegan apa lagi yang harus aku lakukan?" kataku menggoda Shara, kekasihku.
"Hmm...Bagaimana kalau adegan menjadi suami dan ayah dari anak-anakku kelak?" sahutmu sok menantang.
"Oke, siapa takut?" aku tersenyum lebar.
#13HariNgeblogFF
1 komentar:
nice flash-fiction! :D Terus berkarya, ya! :)))
Posting Komentar