"Ma, Ayesha ikut boleh?" gadis cilik itu memelas minta ikut.
"Ayesha dirumah saja ya, mama cuma pergi sebentar kok, nanti pulangnya mama bawain kesukaan Ayesha ya?" Utari mencoba membujuk Ayesha untuk tinggal dirumah.
"Asyik! Bener ya ma?"
Utari mengangguk tersenyum.
"Sudah cepat pergi, nanti kesiangan," ujar ibu Utari.
"Iya bu, Utari pamit ya, titip Ayesha," ucapnya pelan.
"Hati-hati, sampaikan salam dari ibu," jawabnya.
Hampir satu jam di perjalanan, Utari menuju parkiran motor. Makanan dalam kantong plastik dan uang receh tak lupa ia siapkan.
"Apa kabar? Kamu sehat?" tanya Haris menggenggam tangan Utari.
"Sehat bang, abang sehat? Ibu titip salam," sahut Utari menatap Hari tersenyum.
"Ayesha sedang apa? Sudah pintar apa sekarang?" tanya Haris mengingat sang permata hati.
"Makin pintar, tadi dia minta ikut, tapi aku larang, aku bujuk akhirnya mau. Ayesha makin mirip kamu," jawab Utari.
"O ya? Kangen banget aku sama Ayesha, hampir dua tahun apa masih kenal aku?" Haria balik bertanya.
"Ya kenal dong, kamu kan papanya, dia sering tanya kamu kemana," Utari tertawa.
"Tapi kamu bilang kan nanti papanya pasti pulang?"
"Iya lah, pulang sambil pake baju pelaut," Utari tertawa.
Pahit. Tertawa dalam kepahitan di hampir dua tahun ini. Suaminya yang tertangkap tangan saat pesta narkoba kala itu harus merasakan akibatnya. Utari harus berbohong pada sang buah hati karena Haris tak ingin putri kecilnya ikut merasakan semua ini. Dan Utari terpaksa menjadi tulang punggung keluarga, menggantikan Haris yang mendekam dalam penjara, meski masih diusahakan terus untuk pengajuan rehabilitasi namun sepertinya tipis harapan.
"Ayesha, anak papa yang paling cantik, papa kangen mau peluk Ayesha..." Haris memeluk foto Ayesha kecil dalam tidurnya.
#Day3
#NulisRandom2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar