Ketika seorang ibu menghampirimu di tempat yang tak pernah kau duga akan terjadi...
"Kenapa bawa ibu kesini?!" bisik Genta pada adiknya.
"Ibu memaksa bang, aku harus gimana? Aku nggak tahu kalau ibu sudah duduk di dalam mobil," jawabnya cepat.
Genta setengah berlari menghampiri ibunya, mencium tangan dan memeluk seraya bersimpuh. Sang ibu menyentuh kedua pipi Genta, ditatapnya lekat-lekat mata sang anak.
"Maafkan ibu, kamu jadi seperti ini, harusnya ibu bisa lebih menjaga kamu," ucap wanita setengah baya tersebut.
Airmatanya menetes pelan, dipeluknya Genta begitu erat. Satu bulan sudah ia tak bertemu anak tertuanya. Selama itu pula Galih, adik Genta, merahasiakan keberadaan abangnya. Genta yang meminta agar ibu tak mengetahui semua ini. Ia tak sanggup melihat ibunya terpuruk. Namun mengapa ia sanggup melakukan semua kebodohan ini?
"Genta yang salah bu, Genta minta maaf, ini kesalahan terbesar dan terbodoh dalam hidup. Harusnya Genta membahagiakan ibu, bukan melihat ibu menangis seperti ini," kata-kata penyesalan keluar dari mulut Genta.
"Ibu tak seharusnya kesini, tak seharusnya melihat Genta seperti ini, Genta malu," tangannya masih merangkul pinggang sang ibu.
Betapa Genta ingin bergelayut dipeluknya sesuka hati, betapa Genta ingin bermanja penuh cerita sepenuh hati, seperti dulu...
"Bu, ibu janji ya, ini terakhir kali ibu kesini, cukup tunggu kepulangan Genta dirumah, masak yang enak buat Genta, Genta kangen masakan ibu," pinta Genta tersenyum.
"Kapan kamu pulang?" tanya ibu pelan.
"Lebaran 2016 Genta sudah dirumah, menikmati lontong opor buatan ibu, rendang paru dan sayur buncis," ia meyakinkan.
"Itu artinya... Masih satu tahun lagi,,, Bahkan puasa tahun ini pun belum dimulai," sahut Ibu pasrah.
"Bu, janji ya..." kali ini ia benar-benar memohon pada sang ibu.
Ia tersenyum sambil mengangguk pelan. Ia sadar untuk saat ini mungkin hanya itu yang bisa ia lakukan. Membulatkan tekad dan janji pada Genta. Dan itu tak mudah. Menunggu dan bersabar atas kepulangan anaknya dari balik jeruji besi di dalam sel narkoba.
#Day4
#NulisRandom2015
"Ibu tak seharusnya kesini, tak seharusnya melihat Genta seperti ini, Genta malu," tangannya masih merangkul pinggang sang ibu.
Betapa Genta ingin bergelayut dipeluknya sesuka hati, betapa Genta ingin bermanja penuh cerita sepenuh hati, seperti dulu...
"Bu, ibu janji ya, ini terakhir kali ibu kesini, cukup tunggu kepulangan Genta dirumah, masak yang enak buat Genta, Genta kangen masakan ibu," pinta Genta tersenyum.
"Kapan kamu pulang?" tanya ibu pelan.
"Lebaran 2016 Genta sudah dirumah, menikmati lontong opor buatan ibu, rendang paru dan sayur buncis," ia meyakinkan.
"Itu artinya... Masih satu tahun lagi,,, Bahkan puasa tahun ini pun belum dimulai," sahut Ibu pasrah.
"Bu, janji ya..." kali ini ia benar-benar memohon pada sang ibu.
Ia tersenyum sambil mengangguk pelan. Ia sadar untuk saat ini mungkin hanya itu yang bisa ia lakukan. Membulatkan tekad dan janji pada Genta. Dan itu tak mudah. Menunggu dan bersabar atas kepulangan anaknya dari balik jeruji besi di dalam sel narkoba.
#Day4
#NulisRandom2015